Kamis, 11 Maret 2010

Tulisan, Pdt. Poltak YP Sibarani, D.Th.

04 June 2009
Allah Melakukan Pembaharuan dalam Diri Manusia
Kredo108.jpg
Pdt. Poltak YP Sibarani, D.Th*
(www.poltakypsibarani.com)
PEMBACA yang budiman, Allah memiliki karya-karya penyelamatan bagi seluruh umat manusia. Pada tulisan sebelum-nya (judul: Karya Allah bagi Keselama-tan Kita, edisi 106—Red), saya sudah uraikan secara sederhana bahwa Allah telah mengadakan penyucian terhadap dosa-dosa manusia melalui kematian Yesus Kristus di kayu salib. Selanjutnya, Allah menginsyafkan manusia akan keberdosaan mereka melalui Roh-Nya yang kudus. Di ba-wah ini saya lanjutkan pembahasan-nya dengan menguraikan tiga karya Allah lainnya sekitar usaha penyela-matan umat manusia itu.

Pertama, Allah mendorong agar manusia memiliki pengakuan akan keberadaan Allah dan pengakuan akan perlunya mereka diselamatkan oleh-Nya. Kematian Yesus Kristus di kayu salib Golgota adalah kematian yang mewakili kematian semua orang berdosa. Namun, pengaruh dari kematian tersebut berlaku secara efektif ketika seseorang menerima Dia sebagai Tuhan dan juru selamat secara pribadi. Keselamatan disedia-kan Allah secara sama bagi semua orang (Yoh. 3:16-17), namun diperoleh oleh setiap orang secara eksklusif.
Allah sanggup melakukan segala perkara, namun Ia bukanlah Allah yang bekerja secara sewenang-wenang, melainkan dengan sistem dan mekanisme yang jelas yang da-pat dijangkau. Itulah sebabnya me-ngapa Yesus Kristus berkata dalam Injil Markus 16:15-16, demikian: “Pergilah ke seluruh dunia, berita-kanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” Hal ini senada dengan pesan Rasul Paulus dalam Surat Roma 10:9-10, demi-kian: Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah mem-bangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”
Allah sangat senang jika ada orang yang mau percaya kepada-Nya, namun Ia tidak memaksakan kehendak-Nya. Ia akan mendorong setiap orang supaya mereka mau mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Namun, keberdosaan manusia yang sudah parah membuat mereka tidak dapat serta merta mampu menge-nal Tuhan Yesus sebagai Juru-selamat. Hal ini diketahui oleh Allah. Untuk itu Roh Kudus berkarya dengan cara men-dorong mereka untuk mengakui bahwa Yesus Kris-tus adalah Tuhan. Tidak ada pihak yang dapat men-dorong manusia untuk mengakui Yesus Kristus se-bagai Tuhan ke-cuali oleh Roh Kudus. Itulah sebab-nya Rasul Paulus dalam Surat I Ko-rintus 12:3 ber-kata, demikian: “Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa ti-dak ada seorang-pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: “Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorangpun, yang dapat meng-aku: “Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus.”
Kedua, Allah melakukan pemba-haruan dalam diri manusia yang sudah percaya kepada-Nya.Begitu seseorang mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi, maka Allah meng-angkatnya (memberinya kuasa) sebagai ‘anak-Nya’, sebagaimana dikatakan dalam Injil Yohanes 1:12-13. Namun, harus kita akui bahwa persoalan belum selesai. Penga-kuan terhadap ketuhanan Yesus Kristus bukanlah akhir dari segala-nya melainkan merupakan permu-laan dari sebuah hidup yang baru. Sebab, “siapa yang ada dalam Kristus ia adalah ciptaan yang baru, yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah tiba” (II Kor. 5:17). Kepercayaan kepada Yesus Kristus harus terus dilanjutkan hingga detik terakhir dalam kehidupan di bumi. Namun, di sisi lain atau dalam ke-nyataannya, persoalan yang diha-dapi oleh orang-orang yang per-caya kepada Kristus tidaklah ringan. Persoalan tersebut bukan saja sangat banyak tetapi juga berat dan rumit. Sebagaimana bangsa Israel setelah dibebaskan Allah dari perbudakan di Mesir oleh Firaun harus menelusuri perjalanan di padang gurun, seperti itulah orang-orang yang sudah percaya kepada Kristus. Mereka juga harus meng-hadapi berbagai persoalan di dunia ini hingga menjelang kematiannya.
Manusia yang sudah percaya ke-pada Kristus ternyata tidak begitu saja berubah atau tidak secara otomatis berubah, melainkan membutuhkan perjuangan dan proses yang panjang. Tantangan hidup dapat datang dari mana-mana dan di mana saja serta dalam segala keadaan. Tantangan bagi ‘orang percaya’ pertama-tama datang dari dirinya sendiri (karena kebiasaan lamanya), selanjutnya dari anggota keluarganya dan dari teman-te-mannya. Selain itu, seseorang yang sudah percaya kepada Kristus dapat merasa sendirian ketika ia berada dalam suatu situasi yang sangat sulit. Di sinilah dibutuhkan pemahaman yang benar mengenai proses untuk diperbaharui oleh Tuhan.
Di sinilah juga letak pentingnya pertolongan Tuhan yang mem-bantu dan memampukan ‘orang percaya’ untuk diproses menuju kesempurnaan hidup. Allah tahu akan pergumulan manusia seperti itu, maka meno-long dan mendam-pingi mereka. Itu-lah sebabnya Rasul Paulus dalam Titus 3:5-7 berkata bah-wa “pada waktu itu Dia telah me-nyelamatkan kita, bukan karena per-buatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rah-mat-Nya oleh per-mandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.” Jadi, setiap orang percaya harus memiliki kesabaran sedemikian rupa dan te-tap mempercayai bahwa Allah Roh Kudus selalu mendampingi orang percaya dalam proses penyempur-naan. Ketika ‘orang percaya’ jatuh dalam pelbagai pencobaan, jangan-lah ia rendah diri tetapi berdoa dan mengharapkan kekuatan dan pembaharuan dari Roh Kudus.
Ketiga, Allah memeteraikan pengakuan manusia akan kebera-daan Allah sebagai Juruselamatnya. Setelah seseorang mengakui ketuhanan Yesus Kristus secara pribadi, namanya pun terdaftar di dalam Kitab Kehidupan (tercatat sebagai warga Kerajaan Sorga). Pengakuan tersebut dimeteraikan oleh Roh Kudus, sebagaimana disebutkan dalam Surat Efesus 1:13 yang berbunyi: “Di dalam Dia kamu juga—karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu—di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.” Kepercayaan dan pengakuan seseorang terhadap Kristus tidak dapat dibatalkan atau dicuri siapa pun. Saya tidak hendak berkata bahwa keselamatan seseorang sama sekali tidak dapat hilang. Yang saya maksud adalah bahwa pengakuan seseorang akan ketuhanan Yesus Kristus tidak dapat dicuri oleh iblis secara paksa.
Oleh sebab itu, ‘orang percaya’ jangan takut kehilangan keselama-tan. Meskipun demikian ia harus sedemikian rupa memeliharanya. Seseorang yang mengadakan pemeliharaannya atas keselamatan yang telah diterima itu menunjuk-kan bahwa ia menghargai atau mensyukuri keselamatan itu secara sungguh-sungguh. Rasul Paulus memberikan nasihat kepada jemaat Filipi demikian: “..... tetap-lah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar …… supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia” (Flp. 2:12-15).v

* Penulis adalah Pendiri Sekolah Pengkhotbah Modern (SPM), Ketua STT Lintas Budaya, dan Pendiri Jakarta Breakthrough Community (JBC).

Tulisan, Pdt. Poltak YP Sibarani, D.Th.

04 June 2009
Allah Melakukan Pembaharuan dalam Diri Manusia
Kredo108.jpg
Pdt. Poltak YP Sibarani, D.Th*
(www.poltakypsibarani.com)
PEMBACA yang budiman, Allah memiliki karya-karya penyelamatan bagi seluruh umat manusia. Pada tulisan sebelum-nya (judul: Karya Allah bagi Keselama-tan Kita, edisi 106—Red), saya sudah uraikan secara sederhana bahwa Allah telah mengadakan penyucian terhadap dosa-dosa manusia melalui kematian Yesus Kristus di kayu salib. Selanjutnya, Allah menginsyafkan manusia akan keberdosaan mereka melalui Roh-Nya yang kudus. Di ba-wah ini saya lanjutkan pembahasan-nya dengan menguraikan tiga karya Allah lainnya sekitar usaha penyela-matan umat manusia itu.

Pertama, Allah mendorong agar manusia memiliki pengakuan akan keberadaan Allah dan pengakuan akan perlunya mereka diselamatkan oleh-Nya. Kematian Yesus Kristus di kayu salib Golgota adalah kematian yang mewakili kematian semua orang berdosa. Namun, pengaruh dari kematian tersebut berlaku secara efektif ketika seseorang menerima Dia sebagai Tuhan dan juru selamat secara pribadi. Keselamatan disedia-kan Allah secara sama bagi semua orang (Yoh. 3:16-17), namun diperoleh oleh setiap orang secara eksklusif.
Allah sanggup melakukan segala perkara, namun Ia bukanlah Allah yang bekerja secara sewenang-wenang, melainkan dengan sistem dan mekanisme yang jelas yang da-pat dijangkau. Itulah sebabnya me-ngapa Yesus Kristus berkata dalam Injil Markus 16:15-16, demikian: “Pergilah ke seluruh dunia, berita-kanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” Hal ini senada dengan pesan Rasul Paulus dalam Surat Roma 10:9-10, demi-kian: Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah mem-bangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”
Allah sangat senang jika ada orang yang mau percaya kepada-Nya, namun Ia tidak memaksakan kehendak-Nya. Ia akan mendorong setiap orang supaya mereka mau mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Namun, keberdosaan manusia yang sudah parah membuat mereka tidak dapat serta merta mampu menge-nal Tuhan Yesus sebagai Juru-selamat. Hal ini diketahui oleh Allah. Untuk itu Roh Kudus berkarya dengan cara men-dorong mereka untuk mengakui bahwa Yesus Kris-tus adalah Tuhan. Tidak ada pihak yang dapat men-dorong manusia untuk mengakui Yesus Kristus se-bagai Tuhan ke-cuali oleh Roh Kudus. Itulah sebab-nya Rasul Paulus dalam Surat I Ko-rintus 12:3 ber-kata, demikian: “Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa ti-dak ada seorang-pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: “Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorangpun, yang dapat meng-aku: “Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus.”
Kedua, Allah melakukan pemba-haruan dalam diri manusia yang sudah percaya kepada-Nya.Begitu seseorang mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi, maka Allah meng-angkatnya (memberinya kuasa) sebagai ‘anak-Nya’, sebagaimana dikatakan dalam Injil Yohanes 1:12-13. Namun, harus kita akui bahwa persoalan belum selesai. Penga-kuan terhadap ketuhanan Yesus Kristus bukanlah akhir dari segala-nya melainkan merupakan permu-laan dari sebuah hidup yang baru. Sebab, “siapa yang ada dalam Kristus ia adalah ciptaan yang baru, yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah tiba” (II Kor. 5:17). Kepercayaan kepada Yesus Kristus harus terus dilanjutkan hingga detik terakhir dalam kehidupan di bumi. Namun, di sisi lain atau dalam ke-nyataannya, persoalan yang diha-dapi oleh orang-orang yang per-caya kepada Kristus tidaklah ringan. Persoalan tersebut bukan saja sangat banyak tetapi juga berat dan rumit. Sebagaimana bangsa Israel setelah dibebaskan Allah dari perbudakan di Mesir oleh Firaun harus menelusuri perjalanan di padang gurun, seperti itulah orang-orang yang sudah percaya kepada Kristus. Mereka juga harus meng-hadapi berbagai persoalan di dunia ini hingga menjelang kematiannya.
Manusia yang sudah percaya ke-pada Kristus ternyata tidak begitu saja berubah atau tidak secara otomatis berubah, melainkan membutuhkan perjuangan dan proses yang panjang. Tantangan hidup dapat datang dari mana-mana dan di mana saja serta dalam segala keadaan. Tantangan bagi ‘orang percaya’ pertama-tama datang dari dirinya sendiri (karena kebiasaan lamanya), selanjutnya dari anggota keluarganya dan dari teman-te-mannya. Selain itu, seseorang yang sudah percaya kepada Kristus dapat merasa sendirian ketika ia berada dalam suatu situasi yang sangat sulit. Di sinilah dibutuhkan pemahaman yang benar mengenai proses untuk diperbaharui oleh Tuhan.
Di sinilah juga letak pentingnya pertolongan Tuhan yang mem-bantu dan memampukan ‘orang percaya’ untuk diproses menuju kesempurnaan hidup. Allah tahu akan pergumulan manusia seperti itu, maka meno-long dan mendam-pingi mereka. Itu-lah sebabnya Rasul Paulus dalam Titus 3:5-7 berkata bah-wa “pada waktu itu Dia telah me-nyelamatkan kita, bukan karena per-buatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rah-mat-Nya oleh per-mandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.” Jadi, setiap orang percaya harus memiliki kesabaran sedemikian rupa dan te-tap mempercayai bahwa Allah Roh Kudus selalu mendampingi orang percaya dalam proses penyempur-naan. Ketika ‘orang percaya’ jatuh dalam pelbagai pencobaan, jangan-lah ia rendah diri tetapi berdoa dan mengharapkan kekuatan dan pembaharuan dari Roh Kudus.
Ketiga, Allah memeteraikan pengakuan manusia akan kebera-daan Allah sebagai Juruselamatnya. Setelah seseorang mengakui ketuhanan Yesus Kristus secara pribadi, namanya pun terdaftar di dalam Kitab Kehidupan (tercatat sebagai warga Kerajaan Sorga). Pengakuan tersebut dimeteraikan oleh Roh Kudus, sebagaimana disebutkan dalam Surat Efesus 1:13 yang berbunyi: “Di dalam Dia kamu juga—karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu—di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.” Kepercayaan dan pengakuan seseorang terhadap Kristus tidak dapat dibatalkan atau dicuri siapa pun. Saya tidak hendak berkata bahwa keselamatan seseorang sama sekali tidak dapat hilang. Yang saya maksud adalah bahwa pengakuan seseorang akan ketuhanan Yesus Kristus tidak dapat dicuri oleh iblis secara paksa.
Oleh sebab itu, ‘orang percaya’ jangan takut kehilangan keselama-tan. Meskipun demikian ia harus sedemikian rupa memeliharanya. Seseorang yang mengadakan pemeliharaannya atas keselamatan yang telah diterima itu menunjuk-kan bahwa ia menghargai atau mensyukuri keselamatan itu secara sungguh-sungguh. Rasul Paulus memberikan nasihat kepada jemaat Filipi demikian: “..... tetap-lah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar …… supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia” (Flp. 2:12-15).v

* Penulis adalah Pendiri Sekolah Pengkhotbah Modern (SPM), Ketua STT Lintas Budaya, dan Pendiri Jakarta Breakthrough Community (JBC).

Selasa, 09 Maret 2010

harun dethan, khotbah PDO. jakarta

Judul : Berjalan Bersama Yesus sampai akhir hidup.
Didasarkan pada Yohanes 14:6
Oleh Pst. Harun I. Dethan, MSc.,MA.
Pada PDO Bukit Sion Jl Kelapa Muda Jakarta Utara.
• 14:1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
• 14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
• 14:3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.
• 14:4 Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."
• 14:5 Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?"
• 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Nats firman Tuhan yang baru saja kita baca dilatarbelakangi oleh pengucapan yang tegas sekaligus sebagai penyemangatan kepada pengikut Tuhan. Bahwa hidup ini tidak boleh dikuasai oleh kegelisahan, mengapa? Karena hanya orang yang hidup tanpa Yesuslah yang patut gelisah.

Sebaliknya kita yang berjalan bersama yesus memiliki keyakinan sebagaimana Tuhan Yesus mengatakan "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Yakinlah berjalan bersama Yesus ada jaminan yakni kita akan beroleh Kepastian, kebenaran dan kehidupan.
Mengapa kita harus berjalan bersama Yesus sampai akhir?
Jika kita membaca Yohanes 14:6 dengan cermat dan kita hubungkan dengan nats firman Tuhan Yang lain yang ada dalam Alkitab kita maka kita akan menemukan 5 jawaban pokok.

1. Supaya kita beroleh Mahkota Keabadian (I Korintus 9: 24-27)
2. Supaya kita beroleh Mahkota Kemegahan (I Tesalonika 2:19)
3. Supaya kita beroleh Mahkota Kebenaran (II Timotius 4:8)
4. Supaya kita beroleh Mahkota Kemuliaan (I Petrus 5:4)
5. Supaya kita beroleh Mahkota Kehidupan (Yakobus 1:12
Tujuan khotbah ini adalah agar kita memahami bahwa berjalan bersama Yesus sampai akhir hidup sebagai keharusan. Dan sekaligus kita disemangati untuk tekun dan tabah.

Mengapa kita harus berjalan bersama Yesus sampai akhir hidup?
1. Supaya kita beroleh Mahkota Keabadian
(The crown incorruptible : I Korintus 9: 24-27)
9:24 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!
9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. 9:26 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Mahkota ini diberikan kepada setiap orang giat untuk mencapai hasil yang maksimal, seperti Pelari dan Petinju.
Berlari menurut peraturan dan sprotif
Bertinju menurut peraturan dan sprotif



Mengapa kita harus berjalan bersama Yesus sampai akhir hidup?
2. Supaya kita beroleh Mahkota Kemegahan
(The crown of rejoicing : I Tesalonika 2:19)
2:19 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu?
2:20 Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami.


Mengapa kita harus berjalan bersama Yesus sampai akhir hidup?
3. Supaya kita beroleh Mahkota Kebenaran
(The crown of righteonsness : II Timotius 4:8)
4:6 Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.
4:7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
Mengapa kita harus berjalan bersama Yesus sampai akhir hidup?
4. Supaya kita beroleh Mahkota Kemuliaan
(The crown of glory : I Petrus 5:4)

5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

Mengapa kita harus berjalan bersama Yesus sampai akhir hidup?
5. Supaya kita beroleh Mahkota Kehidupan
(The crown of life : Yakobus 1:12

1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
1:13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.
1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.